Saturday, 29 December 2012

Solo Guitar Style



Ada 3 style solo gitar yang gw suka. 

Sebetulnya, masih banyak lagi style lainnya dan mungkin style baru akan terus bertambah seiring perkembangan zaman.


1. Classic

Menurut gw, gitar klasik merupakan fundamental / basic penting buat belajar ke gaya lainnya. Buat yang udah bisa klasik, pasti cukup mudah untuk belajar gaya lainnya.

Jadi, gw menyarankan buat yang mau belajar gitar, sebaiknya coba ambil klasik lebih dulu.

Walaupun nanti ketika belajar klasik, mungkin merasakan kebosanan tinggi karena lagu-lagu klasik yang kurang dikenal dan teknik tertentu yang sulit dikuasai. Kuncinya adalah jangan cepat menyerah, terus latihan.
Pada nantinya lo akan merasakan justru di situlah enaknya balajar gitar klasik, banyak tantangannya.


Biasanya gitaris klasik cukup mencolok, bisa dilihat posisinya saat memainkan gitar. Gitar ditumpukan di paha kiri (bagi yang nggak kidal) agar kepala gitar terangkat. Banyak orang awam yang berpikir posisi ini "lucu" dan "aneh" (Gw pun dulu pas pertama kali belajar gitar klasik sempet ngerasa aneh waktu disuruh duduk dengan posisi itu).

Orang yang baru belajar gitar klasik biasanya nggak suka dengan posisi itu. Banyak juga yang nggak tau kenapa harus duduk dengan posisi itu. Tapi, ternyata ada alasan dan keuntungan dari posisi itu (kalo ga ada untungnya, mana mungkin posisi itu masih dipertahankan dan diajarkan hingga sekarang).

Pertama, karena alasan kenyamanan gerak lengan dan jari kiri. Biasanya lagu-lagu klasik membutuhkan perpindahan jari dan lengan yang cepat. Karena itu, kenyamanan dan keleluasaan menjadi sangat penting.
Kedua, dengan posisi itu kestabilan gitar tidak mudah goyang karena bertumpu pada tiga titik tubuh.

Banyak temen gw (termasuk gw) main gitar dengan posisi itu hanya pas les dan waktu ujian. Tapi, ada alasan kuat dibalik itu semua, yaitu: ga punya footstool buat latian di rumah.
Kenapa ga beli? Harganya kemahalan hanya untuk benda bermaterial besi, apalagi cuma buat diinjak kaki (ga rela...) :p . 


2. Fingerstyle

Gaya ini mulai digemari beberapa tahun ini. Biasanya dimainkan menggunakan gitar akustik (senarnya dari logam, bukan senar nilon).

Istilah fingerstyle muncul sejak cara memetik senar langsung dengan ujung jari, tanpa menggunakan pick.
Fingerstyle guitaris biasanya memainkan lagu-lagu pop dengan harmonisasi melodi, bas, atau teknik perkusi dimainkan secara bersamaan.

Perbedaan antara klasik dan fingerstyle sebenarnya sangat samar karena keduanya saling menyerap teknik satu sama lain, apalagi di era informasi ini dimana terus terjadi pertukaran informasi yang cepat.

3. Flamenco


Gaya ini punya ciri khas tersendiri, yaitu pada kekuatan petikan dan strumming. Menurut gw, buat bisa bermain dengan gaya flamenco dibutuhkan extra power yang kuat dan hal itu nggak gampang.

Butuh waktu latihan yang cukup lama untuk benar-benar menguasai gaya ini. Karena kita dituntut buat mempunyai kekuatan di setiap jari dan punya percaya diri (confidence) yang tinggi di setiap petikan maupun teknik lainnya. 

Analogi flamenco seperti saat kita disuruh buat bicara di depan umum dengan suara yang lantang, cepat, keras dan jelas.
Nggak mungkin kita akan berani bicara keras dan lantang kalau nggak punya kepercayaan diri yang tinggi. Karena itu, dibutuhkan latihan ekstra buat mendapatkan kepercayaan diri itu.

Video Edgar Cruz, flamenco sejati :


“If you play music for no other reason than actually just because you love it, the skills just kinda creep up on you.”
 - Nuno Bettencourt.





0 comments:

Post a Comment